Penelitian ini memakai model tikus jangka panjang untuk meniru penurunan oksigen secara intermiten yang terjadi pada sleep apnea manusia. Tikus diberi paparan hipoksia intermiten pada jam tidur mereka, lalu kondisi kesehatan diikuti sepanjang masa hidup. Hasil dibandingkan dengan hewan yang dipelihara pada kondisi oksigen normal.
Kelompok tikus yang terus-menerus terpapar hipoksia menunjukkan angka kematian yang secara signifikan lebih tinggi. Model eksperimen juga memperlihatkan tanda percepatan penuaan kardiovaskular. Di antara temuan utama adalah peningkatan tekanan darah, gangguan fungsi jantung, pengurangan fleksibilitas pembuluh darah, penurunan cadangan aliran koroner, dan kelainan pada aktivitas listrik jantung.
Para penulis menyimpulkan bahwa stres fisiologis kronis dari sleep apnea yang tidak diobati mengubah struktur dan fungsi kardiovaskular sehingga dapat mempersingkat harapan hidup. Mereka menekankan pentingnya skrining dini dan intervensi, termasuk CPAP dan opsi pengobatan lain, untuk memperbaiki hasil jangka panjang.
Kata-kata sulit
- hipoksia — kondisi dengan kadar oksigen rendah dalam jaringanhipoksia intermiten
- intermiten — terjadi berulang dengan jeda waktu
- penuaan kardiovaskular — proses penuaan pada jantung dan pembuluh darah
- fleksibilitas — kemampuan pembuluh darah untuk mengembangfleksibilitas pembuluh darah
- cadangan — kemampuan tambahan aliran darah bila diperlukancadangan aliran koroner
- aktivitas listrik jantung — sinyal listrik yang mengatur detak jantung
- stres fisiologis kronis — tekanan tubuh berulang yang berlangsung lama
- skrining — pemeriksaan awal untuk mendeteksi penyakit
- intervensi — tindakan medis untuk memperbaiki hasil kesehatan
Tips: arahkan kursor, fokus, atau ketuk kata yang disorot di dalam teks untuk melihat definisi singkat sambil membaca atau mendengarkan.
Artikel terkait
Peta Biologis Menghubungkan Sel dan Jaringan Otak
Sebuah studi di Nature Communications menggabungkan pemindaian otak, data genetik, dan pencitraan molekuler untuk menunjukkan bagaimana organisasi seluler dan molekuler membentuk jaringan otak besar. Temuan berpotensi mengubah studi kognisi dan gangguan mental.
Metode Baru untuk Menyusun DNA Fag
Para peneliti mengembangkan cara membuat genom fag secara sintetis dan mengubah gen individual. Mereka meniru dua fag yang menyerang Mycobacterium dan melaporkan hasilnya di Proceedings of the National Academy of Sciences.
Tidur Anak dan Risiko Bunuh Diri pada Keluarga Berpenghasilan Rendah
Penelitian menunjukkan memperbaiki kualitas tidur dapat mengurangi risiko pikiran dan percobaan bunuh diri pada anak, terutama di keluarga berpenghasilan rendah. Konektivitas jaringan otak tertentu tampak memberi perlindungan terhadap efek tidur yang buruk.
Sel T di amandel berbeda dari sel di darah
Penelitian menemukan bahwa sel T di amandel memiliki perbedaan penting dibanding sel T dalam darah. Tim peneliti menganalisis jutaan sel dari donor berbagai usia dan merekomendasikan memperhatikan lokasi jaringan saat menilai vaksin dan terapi.
Vaksin Demam Berdarah Satu Dosis Disetujui di Brasil
Anvisa menyetujui vaksin Butantan-DV satu dosis untuk usia 12–59 pada 26 November. Uji coba dengan 16.000 relawan menunjukkan efektivitas tinggi; lebih dari 1 juta dosis siap dan vaksin akan masuk Program Imunisasi Nasional awal 2026.
Senegal luncurkan respons nasional terhadap wabah RVF
Senegal meluncurkan respons nasional lintas sektor pada 20 October di Dakar untuk menghadapi wabah demam Lembah Rift. Pemerintah meningkatkan pengawasan, vaksinasi ternak, pengendalian nyamuk, dan upaya diagnostik di wilayah terdampak.