Penelitian yang dipublikasikan di Nature menyimpulkan bahwa beberapa penunjuk waktu molekuler menentukan apakah kesan jangka pendek berubah menjadi ingatan jangka panjang. Studi ini menantang pandangan lama yang menganggap keputusan penyimpanan ingatan seperti sakelar hidup-mati tunggal.
Tim dari Skoler Horbach Family Laboratory of Neural Dynamics and Cognition yang dipimpin Priya Rajasethupathy di Rockefeller University menemukan bahwa penunjuk waktu bekerja di berbagai wilayah otak. Mereka mengidentifikasi talamus sebagai simpul tak terduga yang tampaknya membantu memindahkan ingatan dari penyimpanan pendek ke penyimpanan panjang.
Hasil laboratorium menunjukkan adanya urutan peristiwa molekuler yang berlangsung dalam waktu dan ruang. Setiap langkah dalam urutan itu membantu menstabilkan ingatan individual, sehingga model baru ini menggantikan gagasan sakelar tunggal.
Temuan ini dapat memengaruhi pendekatan untuk gangguan ingatan dan mungkin relevan untuk penyakit Alzheimer, meskipun implikasi klinis yang tepat masih harus ditentukan.
Kata-kata sulit
- penunjuk waktu molekuler — molekul yang memberi petunjuk tentang urutan waktu proses
- kesan jangka pendek — pengalaman atau informasi yang bertahan hanya sebentar
- ingatan jangka panjang — penyimpanan informasi yang bertahan dalam waktu lama
- sakelar hidup-mati tunggal — ide tentang pilihan menyimpan atau menghapus seluruhnya
- talamus — bagian otak yang membantu menghubungkan wilayah berbeda
- simpul — titik penghubung antara beberapa bagian atau jalur
- menstabilkan — membuat sesuatu menjadi lebih tetap atau stabil
- implikasi klinis — konsekuensi untuk perawatan dan praktik medis
Tips: arahkan kursor, fokus, atau ketuk kata yang disorot di dalam teks untuk melihat definisi singkat sambil membaca atau mendengarkan.
Artikel terkait
Peta Biologis Menghubungkan Sel dan Jaringan Otak
Sebuah studi di Nature Communications menggabungkan pemindaian otak, data genetik, dan pencitraan molekuler untuk menunjukkan bagaimana organisasi seluler dan molekuler membentuk jaringan otak besar. Temuan berpotensi mengubah studi kognisi dan gangguan mental.
Mikrobioma Usus Afrika Menyimpan Banyak Mikroba Baru
Penelitian menemukan keragaman mikrobioma usus pada populasi Afrika, termasuk ribuan spesies bakteri dan puluhan ribu virus baru. Hasil ini terkait dengan pola pada orang dengan HIV dan bisa memengaruhi pengembangan obat.
Pterosaurus Mengembangkan Penerbangan dengan Cepat
Studi baru memakai CT scan untuk melihat rongga otak pterosaurus dan menemukan bahwa kemampuan terbang berkembang pesat sejak asal-usul kelompok itu. Peneliti membandingkan otak pterosaurus dengan kerabat tak terbang dan hewan purba lain.
Paruh Jantan Green Hermit Beradaptasi untuk Bertarung dan Makan
Penelitian menemukan paruh jantan green hermit lebih lurus dan tajam. Para peneliti membuat model 3D dan uji simulasi, lalu menyimpulkan pertarungan mendorong perbedaan bentuk paruh antara jantan dan betina.
Jaringan Mirip Otak Dibuat Tanpa Bahan Turunan Hewan
Para peneliti menumbuhkan jaringan yang berfungsi seperti otak tanpa memakai lapisan biologis dari hewan. Mereka memakai kerangka berbahan polietilen glikol (PEG) dengan pori-pori untuk mendukung pertumbuhan dan pengujian obat.
Suasana Hati dan Kreativitas Sehari-hari
Penelitian University of Georgia menunjukkan suasana hati harian terkait keterlibatan dalam kegiatan kreatif. Emosi positif saling mendukung dengan kreativitas dan dapat memprediksi kreativitas hari ini dan esok.