Para ilmuwan memakai CT scan dan perangkat lunak pemrosesan citra untuk membuat model rongga otak dari fosil pterosaurus. Analisis difokuskan pada bentuk dan ukuran bagian otak yang terkait dengan penglihatan, khususnya lobus optik.
Penelitian membandingkan pterosaurus dengan kerabat dekat yang tidak bisa terbang, seperti lagerpetid yang hidup di pohon. Lagerpetid sudah menunjukkan ciri penglihatan yang membesar, dan pterosaurus juga memiliki lobus optik yang besar meski bentuk otak keseluruhan berbeda.
Menurut penulis, sedikit kemiripan ini mengisyaratkan bahwa pterosaurus memperoleh penerbangan dalam lonjakan evolusi pada asal-usulnya, dan mereka melakukannya dengan otak relatif kecil. Studi mencatat beberapa pterosaurus mungkin mencapai berat besar dan bentang sayap sangat lebar. Peneliti juga membandingkan rongga otak pterosaurus dengan nenek moyang buaya, burung awal, serta dinosaurus seperti troodontids dan Archaeopteryx lithographica.
Kata-kata sulit
- pemrosesan — proses mengolah data atau gambar digital
- rongga otak — ruang kosong di dalam tengkorak tempat otak
- lobus optik — bagian otak yang terkait dengan penglihatan
- kerabat — spesies atau kelompok yang berhubungan dekat
- lonjakan — perubahan cepat dan tiba-tiba dalam perkembangan
- bentang sayap — jarak dari ujung satu sayap ke lain
- nenek moyang — organisme purba yang menjadi asal-usul kelompok
- lagerpetid — kelompok reptil purba dekat pterosaurus
Tips: arahkan kursor, fokus, atau ketuk kata yang disorot di dalam teks untuk melihat definisi singkat sambil membaca atau mendengarkan.
Artikel terkait
Ilmuwan Afrika Selatan Pantau Kualitas Udara Waktu Nyata dengan Metode Fisika Partikel
Ilmuwan di Afrika Selatan mengadaptasi metode fisika partikel untuk sistem AI_r yang memantau kualitas udara waktu nyata menggunakan sensor murah, IoT, dan kecerdasan buatan. Proyek memasang 500 sensor di Sedibeng tahun depan dan mendapat dukungan internasional.
Nano-OLED: piksel 100 nanometer dari ETH Zurich
Peneliti di ETH Zurich berhasil membuat piksel OLED pada skala nano, dengan ukuran terkecil sekitar 100 nanometer. Teknologi ini menjanjikan layar sangat resolusi tinggi, alat optik untuk mikroskop, dan sensor kecil.
Waktu Hari Memengaruhi Efek Kemoterapi pada Glioblastoma
Penelitian menemukan waktu hari memengaruhi respons glioblastoma terhadap kemoterapi temozolomide. Aktivitas enzim MGMT berubah sepanjang hari, dan waktu biopsi juga dapat memengaruhi penilaian metilasi tumor. Temuan ini mendorong penelitian klinis lanjut pada kronomedisin.
Dua Sistem Terinspirasi Alam untuk Menjaga Panel Surya dari Debu
Peneliti Mesir mengembangkan dua sistem terinspirasi alam untuk membersihkan debu gurun dari panel surya. Satu sistem pakai getaran listrik dan lapisan nano, dan satu lagi digerakkan angin; uji lapang menunjukkan pengurangan kehilangan output.
Paruh Jantan Green Hermit Beradaptasi untuk Bertarung dan Makan
Penelitian menemukan paruh jantan green hermit lebih lurus dan tajam. Para peneliti membuat model 3D dan uji simulasi, lalu menyimpulkan pertarungan mendorong perbedaan bentuk paruh antara jantan dan betina.
Peneliti Uganda Ubah Limbah Kulit Jadi Pupuk Kopi
Para peneliti di Uganda mengubah limbah dari produksi kulit menjadi pupuk organik untuk kopi. Mereka membuat hidrogel dari kolagen, menguji di kebun di Masaka, dan menargetkan produk siap pasar pada November tahun ini.