Belajar bahwa kita bukan kewarganegaraan kita ^{CEFR B1}

Pada usia 12 tahun, saya migrasi bersama ibu dari Venezuela ke Kolombia. Keputusan ini diambil karena kami mencari masa depan yang lebih baik. Namun, realitas di Kolombia sangat berbeda dari yang kami harapkan. Kami menghadapi banyak tantangan, termasuk diskriminasi. Meskipun ada bantuan dari beberapa orang, kami sering kali merasa terasing.

Ibu saya bekerja dengan upah rendah sebagai pedagang kaki lima dan mengalami masalah kesehatan. Kami tidak memiliki perlindungan kesehatan yang baik, hingga kami harus pulang ke Venezuela setelah kondisi ibu memburuk. Ini adalah keputusan yang menyakitkan.

Selama masa-masa sulit ini, saya belajar bahwa identitas dan karakter seseorang lebih penting daripada kewarganegaraan. Meskipun ada kebencian terhadap migran, banyak orang Kolombia yang menunjukkan solidaritas dan dukungan. Ada juga upaya untuk mengurangi diskriminasi melalui program kesadaran dan advokasi hak asasi manusia.

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa kita bukan hanya kewarganegaraan kita, melainkan siapa kita sebagai individu.