Banyak orang tua bertanya kapan anak bisa memiliki ponsel sendiri. Rosanna Breaux, psikolog anak di Virginia Tech, mengatakan masa SMP sekitar usia 12 atau 13 tahun sering kali menjadi saat anak mulai siap, karena mereka mempertahankan pertemanan dan mengikuti kegiatan setelah sekolah. Breaux juga memperingatkan bahwa terlalu banyak waktu layar dikaitkan dengan kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, gangguan tidur, dan rentang perhatian yang lebih pendek.
Koeun Choi, profesor asosiasi di bidang perkembangan manusia, menjelaskan mengapa beberapa orang tua kembali memakai telepon rumah. Telepon rumah membantu remaja fokus pada percakapan lisan dan mengembangkan keterampilan mendengarkan aktif karena tidak ada media sosial, aplikasi, atau pesan teks. Landline yang diletakkan di luar kamar menciptakan batas antara kehidupan sosial dan waktu keluarga, dan membuat komunikasi lebih terlihat bagi orang tua.
Kedua ahli memperingatkan agar tidak melarang teknologi sepenuhnya. Choi mengatakan anak perlu belajar penggunaan digital yang bertanggung jawab, dan percakapan terbuka serta penggunaan yang dipandu lebih efektif daripada pembatasan ketat. Breaux menyarankan orang tua menanyakan kebutuhan praktis, tanggung jawab anak, dan kemampuan mengatur waktu layar sebelum memberi smartphone.
Kata-kata sulit
- waktu layar — Waktu yang dihabiskan menggunakan perangkat digital
- kecemasan — Perasaan takut atau khawatir yang terus-menerus
- depresi — Kondisi sedih berkepanjangan dan kehilangan minat
- harga diri — Penilaian seseorang terhadap nilai diri sendiri
- gangguan tidur — Masalah yang membuat pola tidur terganggu
- rentang perhatian — Lama waktu seseorang dapat fokus pada sesuatu
- telepon rumah — Telepon tetap yang terpasang di rumah
- mendengarkan aktif — Keterampilan fokus saat orang berbicara dan memberi respons
Tips: arahkan kursor, fokus, atau ketuk kata yang disorot di dalam teks untuk melihat definisi singkat sambil membaca atau mendengarkan.
Artikel terkait
AI Lokal untuk Mengurangi Kekerasan dan Ketidaksetaraan Gender
Kelompok di Amerika Latin membuat alat kecerdasan buatan lokal untuk mempelajari dan mengurangi kekerasan dan ketidaksetaraan gender. Proyek ini melindungi data sensitif dan memberi bukti kepada pemerintah serta masyarakat sipil.
Layar yang Bisa Dilihat dan Diraba
Para peneliti di UC Santa Barbara membuat layar yang orang bisa lihat dan sentuh sekaligus. Mereka menggunakan laser dan piksel kecil yang mengembang hingga 1 milimeter untuk memberi sensasi taktil.
Sensor Rumah dan AI Pantau Perubahan Kesehatan pada Pasien ALS
Tim di University of Missouri menguji sistem yang menggabungkan sensor rumah dan kecerdasan buatan untuk melacak perubahan fungsi sehari-hari pada pasien ALS. Tujuannya mendeteksi masalah lebih awal dan membantu tindakan klinis cepat.
Peneliti Temukan DNA Salmon di Udara Saat Migrasi
Peneliti mengumpulkan DNA salmon dari udara di Issaquah Creek selama migrasi musim gugur dan menemukan bahan genetik udara berubah sesuai pola migrasi. Metode ini menggabungkan eDNA udara dan air dengan perhitungan visual hatchery.
Serangan bot pada Instagram aktivis dan media di Balkan Barat
Pada November 2025 operasi bot menyerang akun Instagram aktivis dan media di Balkan Barat. Liputan Meta.mk pada 16 dan 23 November 2025 melaporkan taktik pengikut palsu, laporan massal, dan komentar bot yang menurunkan visibilitas.
Perdebatan Penilaian dalam Kendo
Skor kendo ditentukan oleh hakim berdasarkan ki-ken-tai no icchi: waktu, bentuk, dan niat. Keluhan soal keputusan tidak konsisten memicu diskusi tentang teknologi, senioritas, dan kebutuhan memperkuat teknik dasar serta standar penilaian.